Profesor Otmar Hilliges dan koleganya di ETH Zurich (atau Institut Teknologi Konfederasi Zurich) telah mengembangkan aplikasi baru yang memungkinkan pengguna untuk mengoperasikan smarthphonenya (ponsel pintar) dengan gerak-isyarat saja. Perkembangan ini meluaskan kemungkinan untuk berinteraksi dengan alat serupa.
Agak aneh awalnya, anda menggenggam ponsel di satu tangan, dan menggerakan yang lain di udara di atas kamera yang terpasang membuat gerak-isyarat. Kadang anda menggerakan jari telunjuk ke kiri, kadang ke kanan. Anda bisa merentangkan jari-jari anda, atau membuat bentuk menyerupai pistol dan menembakkannya. Gerak-isyarat ini kenyataannya, bukan untuk berkomunkasi dengan orang yang menderita tuna rungu ; gerak-isyarat tersebut dimaksudkan untuk mengendalikan ponsel pintar anda.
Dengan meniru menembak pistol, untuk contohnya, pengguna dapat dapat berpindah halaman ketika menjelajah internet, atau menembak jatuh pesawat musuh dalam sebuah permainan. Merentangkan jari-jari anda dapat memperbesar bagian tertentu dari sebuah peta atau membalikkan halaman sebuah buku.
Semua gerak-isyarat yang ‘nyeleneh’ dapat tercipta karena sebuah alogaritma baru yang dikembangkan oleh Jie Song, seorang Sarjana di sebuah kelompok kerja yang diketuai Otmar Hilliges, Profesor Ilmu Komputer. Para peneliti mempersembahan aplikasi ini pada para professional bidang Industri di Konferensi UIST, Honolulu, Hawaii.
Program ini menggunakan kamera yang sudah terpasang pada tiap ponsel pintar untuk mendaftarkan lingkungannya. Informasi yang didaftarkan hanyalah bentuk gerak-isyarat, bagian tangan – dibatasi hingga garis tepi luar. Program akan menjalankan perintah yang terkait dengan gerak-isyarat yang diamati. Program juga akan mengenali jarang tangan ke kamera, dan akan memperingati pengguna jika pengguna terlalu dekat atau terlalu jauh.
“Banyak program pengenal gerakan yang membutuhkan banyak prosesor dan memori,” Hilliges menjelaskan, dan menambahkan bahwa Alogaritma baru kelompoknya menggunakan lebih sedikit memori yang juga pasti ideal untuk ponsel pintar. Hilliges percaya aplikasi ini merupakan pertama yang bisa berjalan di ponsel pintar.
Saat ini, program ini mampu mengenali enam gerak-isyarat yang berbeda dan menjalankan perintah yang diberikan. Walaupun peneliti sudah mencoba 16 garis tepi luar tangan, aplikasi ini sudah mencapai batasnya. Yang terpenting adalah gerak-isyarat memberikan garis tepi luar tangan yang tidak ambigu. Gerak-isyarat yang mirip tidak cocok untuk program ini. “Untuk memperluas fungsinya, kita akan menambahkan klasifikasi skema untuk program ini.” ujar peneliti ETH.
Dia yakin cara baru untuk mengendalikan ponsel pintar ini memperluas interaksi dengan ponsel pintar. Tujuan para peneliti adalah untuk tetap membuat gerak-isyarat sesimpel mungkin, agar para pengguna dapat mengoperasikan ponsel pintarnya dengan mudah.
Namun apakah para pengguna ponsel pintar ingin mengadaptasi bentuk interaksi baru ini? Otmar Hilliges percaya mereka akan menginnginkannya. Kendali gerak-isyarat tidak akan menggantikan kendali layar sentuh, namun akan melengkapinya. “Orang-orang terbiasa mengoperasikan game komputer dengan gerakan.” Layar sentuh, juga membutuhkan masa penyesuaian yang sangat panjang sebelum akhirnya memberi dampak besar pada kehidupan konsumen, Hilliges mengingatkan. Maka dari itu ia yakin bahwa aplikasinya ini – atau setidaknya sebagian – akan menemukan jalannya ke pasar.
Comments
Post a Comment